Hamas Usul Pertukaran Tahanan dengan Israel : Benjamin Netanyahu Bilang Begini

Hamas Usul Pertukaran Tahanan dengan Israel : Benjamin Netanyahu Bilang Begini

Hamas Usul Pertukaran Tahanan dengan Israel - kelompok bersenjata yang menguasai Jalur Gaza, mengusulkan pertukaran tahanan dengan Israel sebagai salah satu syarat untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak awal Oktober 2023. Hamas menuntut agar Israel membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel, termasuk beberapa pemimpin senior Hamas, sebagai imbalan atas pembebasan dua warga Israel dan dua jenazah tentara Israel yang ditawan oleh Hamas.

Usulan ini disampaikan oleh Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, dalam sebuah pidato yang disiarkan secara langsung pada Sabtu (28/10/2023). Haniyeh mengatakan bahwa Hamas siap untuk melakukan negosiasi tidak langsung dengan Israel melalui perantara seperti Mesir, Qatar, atau PBB. Haniyeh juga mengatakan bahwa Hamas tidak akan menerima gencatan senjata permanen dengan Israel tanpa menyelesaikan masalah tahanan.

“Kami tidak akan menyerah pada hak-hak kami dan kami tidak akan meninggalkan saudara-saudara kami di penjara. Kami memiliki tawaran yang jelas dan serius untuk pertukaran tahanan dan kami siap untuk membicarakannya dengan pihak manapun yang dapat menjamin kesuksesannya,” kata Haniyeh.

Namun, usulan Hamas ini ditolak mentah-mentah oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu (29/10/2023), Netanyahu mengatakan bahwa Israel tidak akan bernegosiasi dengan Hamas dan tidak akan memberikan konsesi apapun kepada kelompok teroris tersebut. Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel akan terus melancarkan serangan militer terhadap Hamas hingga mencapai tujuan utamanya, yaitu menghancurkan infrastruktur bawah tanah dan kemampuan roket Hamas.

“Israel tidak akan terlibat dalam dialog apapun dengan Hamas. Kami tidak akan memberi mereka apa-apa. Kami hanya akan mengambil apa yang menjadi hak kami, yaitu memulangkan para sandera dan jenazah tentara kami. Kami juga akan terus menghancurkan terowongan, bunker, dan roket mereka hingga mereka tidak bisa lagi mengancam kami,” ujar Netanyahu.

Netanyahu juga mengecam usulan Hamas sebagai upaya untuk memecah belah masyarakat Israel dan melemahkan tekadnya untuk melawan terorisme. Ia mengatakan bahwa usulan tersebut bertujuan untuk memanfaatkan rasa iba dan simpati masyarakat Israel terhadap keluarga para sandera dan korban. Ia juga menuduh Hamas menggunakan tahanan sebagai alat tekanan psikologis terhadap Israel.

“Usulan Hamas adalah tipuan murahan yang tidak pantas untuk dipertimbangkan. Mereka hanya ingin mempermainkan emosi kita dan membuat kita merasa bersalah. Mereka juga ingin memeras kita dengan menggunakan tahanan sebagai tameng manusia. Kami tidak akan terjebak dalam permainan kotor mereka,” tegas Netanyahu.

Konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas meluncurkan ribuan roket ke wilayah Israel sebagai balasan atas penangkapan sejumlah anggota Hamas oleh pasukan Israel di Tepi Barat. Serangan roket tersebut menewaskan lebih dari 50 orang di Israel dan melukai ratusan lainnya. Israel membalas dengan melakukan serangan udara dan darat yang menargetkan posisi-posisi militer dan sipil Hamas di Gaza. Serangan Israel tersebut menewaskan lebih dari 1.400 orang di Gaza dan melukai ribuan lainnya.