Kisah Menyentuh di Balik Kekuatan Nunung: Perjuangan Seorang Ibu yang Menghadapi Kesedihan di Tengah Sakit dan Ketidakpedulian Keluarga

Kisah Menyentuh di Balik Kekuatan Nunung: Perjuangan Seorang Ibu yang Menghadapi Kesedihan di Tengah Sakit dan Ketidakpedulian Keluarga

investigasi.id-Nunung, nama yang begitu dikenal dalam dunia hiburan Tanah Air, bukan hanya terkenal sebagai komedian berbakat tetapi juga sebagai seorang pahlawan keluarga. Sejak kecil, Nunung telah menjadi tulang punggung keluarganya, mengorbankan banyak hal demi memastikan kehidupan mereka terjamin. Namun, di balik senyum yang selalu menghiasi panggung dan layar televisi, Nunung kini tengah menghadapi sebuah tantangan berat—sakit kanker yang menggerogoti tubuhnya dan ketidakpedulian yang dirasakannya dari orang-orang terdekat.

Selama lebih dari enam dekade, Nunung tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk membiayai kehidupan keluarganya. Ia bahkan rela menghentikan pendidikan demi bekerja keras mencari nafkah. Keikhlasan dan dedikasinya tercermin dalam segala upayanya, mulai dari mendukung adik-adiknya hingga mengurus kakak dan anak-anaknya. Namun, perjuangan ini seakan sia-sia ketika Nunung menghadapi momen-momen terberat dalam hidupnya, yaitu saat penyakit kanker menyerangnya dan membuatnya merasa terabaikan oleh orang-orang yang selama ini diperjuangkannya.

Dalam sebuah wawancara mendalam di kanal YouTube Wendi Cagur, Nunung membuka hati mengenai perasaannya yang kini menjadi sangat peka dan emosional. “Sekarang-sekarang ini, mungkin dari usia, kalau orang katanya baper, baperan ke keluarga. Aku lagi ada masalah kecil sama keluarga, aku nangis sama suamiku, aku merasa ada kesakitan, habis operasi ini, terus operasi mata, tapi mereka kok enggak ada yang tahu, ya? Enggak ada yang nanya kesehatanku ya,” ungkap Nunung dengan penuh kesedihan.

Nunung mengakui bahwa perasaannya ini mulai muncul ketika ia memasuki usia senja. Dulu, di masa mudanya, ia tidak pernah memikirkan hal-hal semacam ini. “Kalau dulu zaman muda enggak mikir kayak gitu. Dia mau ngerti sama aku ya silakan, enggak ya enggak apa-apa. Yang penting gue bahagiain elu. Aku gak minta apa-apa,” jelasnya dengan nada penuh penyesalan. Kini, meskipun ia tidak meminta materi atau dukungan finansial dari keluarganya, Nunung merasa sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang, terutama dari anak-anaknya.

Saat ini, Nunung merasa semakin sensitif akibat penyakit yang dideritanya. Ia baru saja menjalani operasi mata yang membuatnya merasa lebih lemah dan cengeng. “Mataku sebelah kanan gak bisa lihat dan harus operasi, aku kan jadi orang cengeng banget, jadi orang lemah. Mungkin karena faktor usia juga,” tuturnya. Bahkan, ketika suaminya bertanya tentang perubahannya, Nunung hanya bisa mengungkapkan rasa sedihnya karena tidak ada anggota keluarga yang menanyakan kabarnya.

Nunung menegaskan bahwa dia tidak pernah mengharapkan materi dari keluarganya. Yang ia butuhkan hanyalah sebuah perhatian sederhana, sebuah kabar atau pertanyaan dari anak-anaknya. “Aku enggak minta uang, enggak memberatkan kalian. Cuma anakku sendiri saja, kabar saja enggak pernah aku dapat. Kok gitu, ya? Aku butuh perhatian, apa aku salah?” ucapnya dengan nada penuh tanya.

Kisah Nunung adalah pengingat yang kuat tentang arti sejati dari keluarga—bukan hanya sebagai sebuah unit biologis, tetapi sebagai sumber dukungan emosional dan kasih sayang. Di tengah segala perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan Nunung selama bertahun-tahun, satu hal yang paling ia inginkan kini adalah sebuah perhatian dan pengertian yang tulus dari orang-orang yang selama ini dia cintai dan perjuangkan. Semoga, melalui kisah ini, kita semua bisa lebih menghargai dan memberikan perhatian kepada orang-orang yang kita cintai, terutama di saat-saat sulit mereka.