
investigasi.id - Lautan menyimpan banyak misteri dan keindahan yang belum terungkap. Di bawah permukaan laut yang biru, terdapat berbagai macam bentuk kehidupan yang menakjubkan dan mengagumkan. Salah satunya adalah spesies-spesies baru yang ditemukan di sekitar pegunungan bawah laut di lepas pantai Amerika Selatan.
Spesies-spesies ini memiliki penampilan yang aneh dan unik, yang belum pernah dilihat sebelumnya oleh ilmu pengetahuan. Bagaimana cara menemukan spesies-spesies ini? Apa saja spesies-spesies yang ditemukan? Dan apa arti dan dampak penemuan ini bagi ilmu pengetahuan dan konservasi laut? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Ekspedisi Laut Dalam
Penemuan spesies-spesies baru ini merupakan hasil dari ekspedisi laut dalam yang dilakukan oleh Schmidt Ocean Institute, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang penelitian dan eksplorasi laut. Ekspedisi ini berlangsung selama 34 hari, mulai dari 20 Januari hingga 23 Februari 2024, dan melibatkan sekitar 30 ilmuwan, teknisi, dan awak kapal dari berbagai negara. Tujuan dari ekspedisi ini adalah untuk menjelajahi dan memetakan pegunungan bawah laut yang membentang sepanjang 2.900 km di lepas pantai Chile dan Peru, hingga Rapa Nui (Pulau Paskah).
Pegunungan bawah laut ini merupakan sisa-sisa gunung berapi yang sudah tidak aktif, dan memiliki ketinggian antara 250 hingga 4.000 meter dari dasar laut. Pegunungan bawah laut ini diyakini sebagai hotspot keanekaragaman hayati, karena menyediakan habitat, makanan, dan nutrisi bagi berbagai makhluk hidup di laut dalam.
Namun, pegunungan bawah laut ini juga terancam oleh aktivitas manusia, seperti penangkapan ikan, penambangan, dan perubahan iklim. Oleh karena itu, ekspedisi ini bertujuan untuk mengungkap rahasia dan keindahan pegunungan bawah laut ini, sekaligus untuk melindungi dan melestarikannya.
Temuan Spesies Baru
Dalam ekspedisi ini, para ilmuwan menggunakan robot bawah air yang bernama SuBastian, yang mampu menyelam hingga kedalaman 4.500 meter, dan dilengkapi dengan kamera, lampu, alat pengambil sampel, dan sensor. Robot ini dikendalikan dari kapal penelitian Falkor, yang merupakan kapal bendera dari Schmidt Ocean Institute. Robot ini digunakan untuk menjelajahi dan merekam gambar dari 10 pegunungan bawah laut yang dipilih secara acak dari sekitar 200 pegunungan bawah laut yang ada di kawasan tersebut.
Dari hasil eksplorasi robot ini, para ilmuwan berhasil mengidentifikasi lebih dari 100 spesies baru yang belum pernah diketahui sebelumnya, termasuk karang, spons, bulu babi, amphipoda, lobster, cumi-cumi, dan ikan. Spesies-spesies ini memiliki penampilan yang aneh dan menarik, seperti karang berwarna-warni, spons kaca yang transparan, bulu babi berduri, amphipoda raksasa, lobster jongkok, cumi-cumi bercahaya, dan ikan berwajah aneh. Beberapa spesies yang ditemukan bahkan belum memiliki nama, dan masih menunggu klasifikasi lebih lanjut. Berikut adalah beberapa contoh spesies baru yang ditemukan dalam ekspedisi ini:
- Karang laut dalam (Octocorallia)
Karang ini memiliki bentuk yang bercabang-cabang, dan berwarna merah, kuning, hijau, atau ungu. Karang ini hidup di kedalaman antara 200 hingga 1.000 meter, dan membentuk terumbu karang yang indah dan subur. Karang ini juga menjadi rumah bagi berbagai spesies lain, seperti ikan, udang, dan moluska.
- Spons kaca (Hexactinellida)
Spons ini memiliki struktur yang terbuat dari silika, yang membuatnya tampak transparan dan rapuh. Spons ini hidup di kedalaman antara 500 hingga 2.000 meter, dan memiliki ukuran yang bervariasi, dari beberapa sentimeter hingga beberapa meter. Spons ini juga memiliki fungsi ekologis yang penting, seperti menyaring air, menyimpan karbon, dan menyediakan habitat bagi spesies lain.
- Bulu babi (Echinoidea)
Bulu babi ini memiliki bentuk yang bulat atau oval, dan ditutupi oleh duri yang panjang dan tajam. Bulu babi ini hidup di kedalaman antara 200 hingga 1.000 meter, dan memiliki warna yang beragam, seperti merah, biru, hijau, atau coklat. Bulu babi ini juga memiliki peran ekologis yang penting, seperti mengendalikan pertumbuhan alga, menyuburkan tanah, dan menjadi makanan bagi spesies lain.
- Amphipoda (Amphipoda)
Amphipoda adalah kelompok hewan yang termasuk dalam krustasea, yang memiliki tubuh yang pipih dan bersegmen. Amphipoda yang ditemukan dalam ekspedisi ini memiliki ukuran yang sangat besar, yaitu sekitar 20 cm, dan memiliki warna yang mencolok, seperti merah, kuning, atau biru. Amphipoda ini hidup di kedalaman antara 500 hingga 1.500 meter, dan merupakan pemakan bangkai yang membantu menguraikan bahan organik di laut dalam.
- Lobster jongkok (Galatheoidea)
Lobster jongkok adalah kelompok hewan yang termasuk dalam krustasea, yang memiliki tubuh yang panjang dan ramping, dan kaki yang pendek. Lobster jongkok yang ditemukan dalam ekspedisi ini memiliki warna yang beragam, seperti merah, oranye, atau ungu, dan memiliki pola yang menarik, seperti bintik-bintik atau garis-garis. Lobster jongkok ini hidup di kedalaman antara 500 hingga 1.500 meter, dan merupakan pemakan segala yang bisa memakan hewan hidup atau mati.
- Cumi-cumi (Teuthida)
Cumi-cumi adalah kelompok hewan yang termasuk dalam moluska, yang memiliki tubuh yang lunak dan berbentuk kerucut, dan lengan yang panjang dan bercangkang. Cumi-cumi yang ditemukan dalam ekspedisi ini memiliki warna yang bercahaya, seperti merah, biru, atau hijau, dan memiliki kemampuan untuk mengeluarkan tinta hitam untuk melindungi diri. Cumi-cumi ini hidup di kedalaman antara 500 hingga 1.500 meter, dan merupakan pemangsa yang bisa memakan ikan, krustasea, atau moluska lain.
- Ikan (Actinopterygii)
Ikan adalah kelompok hewan yang termasuk dalam vertebrata, yang memiliki tubuh yang bersisik dan berenang dengan sirip. Ikan yang ditemukan dalam ekspedisi ini memiliki penampilan yang aneh dan unik, seperti ikan berwajah aneh berwarna merah muda, ikan berwajah monyet berwarna coklat, ikan berwajah kucing berwarna abu-abu, atau ikan berwajah babi berwarna putih. Ikan ini hidup di kedalaman antara 500 hingga 1.500 meter, dan merupakan pemakan segala yang bisa memakan hewan hidup atau mati.
Arti dan Dampak Penemuan
Penemuan spesies-spesies baru di sekitar pegunungan bawah laut ini memiliki arti dan dampak yang besar bagi ilmu pengetahuan dan konservasi laut. Dari segi ilmu pengetahuan, penemuan ini bisa membuka wawasan dan pengetahuan kita tentang keanekaragaman hayati di laut dalam, yang masih banyak yang belum terungkap. Penemuan ini juga bisa memberikan informasi tentang evolusi, adaptasi, dan interaksi antara spesies-spesies yang hidup di lingkungan yang ekstrem dan unik.
Penemuan ini juga bisa memberikan inspirasi untuk pengembangan teknologi, obat-obatan, atau bahan-bahan baru yang berasal dari spesies-spesies yang ditemukan. Dari segi konservasi laut, penemuan ini bisa meningkatkan kesadaran dan apresiasi kita terhadap keindahan dan kekayaan laut, yang harus kita lindungi dan lestarikan. Penemuan ini juga bisa menjadi dasar untuk menetapkan kawasan konservasi laut, yang bisa melindungi spesies-spesies yang ditemukan dari ancaman dan gangguan manusia.
Demikian artikel yang kami buat tentang ekspedisi ajaib yang mengungkap 100 spesies baru dengan penampilan aneh di keajaiban pegunungan bawah laut. Semoga artikel ini bisa memberikan kalian gambaran dan pengetahuan tentang spesies-spesies yang ditemukan, serta arti dan dampaknya bagi ilmu pengetahuan dan konservasi laut. Terima kasih telah membaca artikel ini, dan selamat menjelajahi keajaiban laut.