
investigasi.id-Pada pembukaan Pameran Otomotif GIIAS 2024 di ICE BSD, Tangerang, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyoroti peran krusial industri otomotif dalam ekonomi nasional. Dalam pidatonya, beliau menegaskan bahwa industri otomotif bukan hanya sekadar motor penggerak pertumbuhan, tetapi juga penyerap tenaga kerja yang signifikan, mencapai lebih dari 1,5 juta orang dalam rantai pasokan domestik.
“Kapasitas industri otomotif nasional perlu ditingkatkan tidak hanya untuk memenuhi pasar domestik, tetapi juga untuk bersaing di pasar global, demi mencapai visi besar kita, Indonesia Emas 2045,” tegas Ma’ruf Amin. Peningkatan kapasitas ini, menurutnya, harus didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai, sesuai dengan standar internasional.
Lebih lanjut, Ma’ruf Amin memberikan masukan untuk meningkatkan daya saing industri otomotif Indonesia dengan fokus pada inovasi teknologi, terutama dalam menghadapi transformasi global menuju kendaraan listrik. “Industri otomotif harus adaptif dan responsif terhadap perubahan teknologi yang cepat,” ujarnya, mempertegas perlunya fleksibilitas dalam merespons tren pasar yang dinamis.
Ma’ruf Amin juga mengajak untuk memacu investasi dalam riset dan pengembangan untuk mengembangkan inovasi dan modifikasi kendaraan dengan memperhatikan potensi konten lokal. Hal ini diharapkan mampu menggerakkan sektor industri kecil dan menengah serta memperkuat kemitraan industri demi meningkatkan ekspor nasional.
Di akhir pidatonya, Ma’ruf Amin menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi lintas sektor dalam mendukung pengembangan ekosistem kendaraan berenergi baru terbarukan. “Kerja sama ini krusial dalam mendukung transformasi yang lebih hijau dan berkelanjutan, serta untuk mempercepat penurunan emisi karbon secara signifikan,” tambahnya.
Dengan demikian, pandangan Ma’ruf Amin bukan hanya sebatas pada pengembangan industri otomotif sebagai mesin pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan global yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, adaptabilitas, responsivitas, dan kolaborasi menjadi kunci utama untuk meraih keunggulan kompetitif dalam pasar global yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat.