
investigasi.id-Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo, menghadapi sorotan terkait kondisi rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) yang menjadi pusat perhatian selama beberapa waktu terakhir. Dalam mengatasi kritik tersebut, ia tidak hanya menanggapi secara langsung, tetapi juga menawarkan solusi dan strategi untuk memastikan kondisi optimal rumput GBK demi kegiatan olahraga dan kebudayaan yang lebih baik di masa depan.
Sebagai contoh, saat Timnas Indonesia menghadapi Irak dan Filipina dalam ronde kedua kualifikasi Piala Dunia 2026, rumput GBK belum mencapai kondisi yang diharapkan. Hal ini terjadi setelah penggunaan stadion untuk konser musik kurang dari sebulan sebelumnya, menunjukkan perlunya penanganan yang lebih cermat terhadap penjadwalan acara di GBK.
Menpora Dito secara tegas mendukung ide untuk menjadikan GBK sebagai pusat kegiatan masyarakat, namun dengan prioritas utama pada olahraga. Dalam pernyataannya, ia menegaskan pentingnya perawatan rumput sebagai faktor kunci dalam kelancaran pertandingan sepak bola. Ini bukan hanya masalah estetika, tetapi juga kualitas lapangan yang berdampak langsung pada performa atlet dan pengalaman penonton.
Selain itu, Dito juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama yang erat antara pihak terkait dalam mencari pola perawatan yang optimal untuk rumput GBK. Strategi ini mencakup penggunaan lahan tertentu untuk perawatan dan pergantian rumput secara teratur dan lebih terencana, sehingga dapat memastikan ketersediaan lapangan yang berkualitas setiap saat.
Dengan demikian, pendekatan proaktif ini tidak hanya menanggapi kritik, tetapi juga mengilustrasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur olahraga dan kebudayaan dengan menjaga kualitas fasilitas seperti GBK. Langkah-langkah ini juga sejalan dengan visi lebih luas untuk mempromosikan gaya hidup sehat dan kegiatan budaya di tengah-tengah masyarakat, sambil memastikan bahwa infrastruktur yang mendukung kegiatan tersebut berada dalam kondisi optimal.