
investigasi.id - Dalam pertarungan panjang melawan kanker, perkembangan ilmiah yang baru-baru ini diumumkan menandai sebuah era baru dalam pengobatan kanker kulit. Penelitian terkini mengenai pengembangan vaksin mRNA, yang dikenal sebagai mRNA-4157 atau V940, menjanjikan sebuah pendekatan revolusioner dalam terapi kanker kulit, khususnya melanoma, salah satu jenis kanker kulit yang paling mematikan.
Vaksin mRNA-4157 dikembangkan dalam kolaborasi antara Moderna dan MSD, dua perusahaan farmasi yang juga terlibat dalam perang melawan pandemi COVID-19 dengan vaksin mRNA mereka. Melalui kerja sama ini, mereka kini mencoba mengadaptasi teknologi mRNA yang revolusioner untuk mengatasi kanker kulit. mRNA-4157 bertindak dengan cara yang inovatif, mengajar sel-sel tubuh untuk mengenali dan melawan kanker melalui produksi protein khusus yang terkait dengan sel kanker, dikenal sebagai neoantigen.
Sistem kekebalan tubuh, yang diperkuat oleh pembelajaran dari vaksin, dapat secara efektif mengenali dan memerangi sel-sel kanker yang mengandung neoantigen tersebut. Di samping pemberian vaksin, pasien juga diberikan pembrolizumab, atau yang lebih dikenal dengan nama dagangnya Keytruda, yang bekerja dengan mekanisme checkpoint inhibitor untuk memperkuat respons kekebalan terhadap sel kanker.
Salah satu partisipan dalam uji coba fase ketiga ini adalah Steve Young, seorang musisi berusia 52 tahun dari Inggris, yang sebelumnya telah menjalani pengangkatan melanoma stadium II. Sebagai bagian dari uji coba yang melibatkan lebih dari 1.000 peserta global, Steve dan rekan-rekannya memasuki fase di mana efikasi vaksin ini diuji tidak hanya untuk melawan kanker, tetapi juga untuk mencegah kekambuhan.
Hasil awal dari studi ini menunjukkan penurunan signifikan—44%—dalam risiko kekambuhan atau kematian dalam 18 bulan setelah operasi, sebuah angka yang menggembirakan bagi komunitas medis dan pasien kanker kulit. Namun, seperti dalam banyak uji klinis, peserta tidak tahu apakah mereka menerima vaksin sebenarnya atau plasebo, menambahkan lapisan ketidakpastian yang berat bagi mereka yang terlibat.
Pendekatan yang diambil oleh vaksin mRNA-4157 ini mengingatkan pada kesuksesan yang dicapai oleh program vaksin HPV dalam mengendalikan kanker serviks. Meski demikian, para ilmuwan dan ahli kesehatan mewanti-wanti bahwa sementara ini adalah kemajuan yang menjanjikan, perjalanan untuk mengobati kanker masih panjang dan penuh dengan tantangan.
Kanker kulit, dan khususnya melanoma, terus menjadi ancaman yang berkembang, dengan angka insiden yang meningkat secara global. Dalam konteks ini, pengembangan vaksin seperti mRNA-4157 tidak hanya relevan, tetapi mungkin juga menjadi krusial dalam mencegah kematian dan memperbaiki kualitas hidup pasien.
Penelitian lebih lanjut sedang berlangsung untuk vaksin yang bertujuan mengobati jenis kanker lain seperti kanker payudara dan glioblastoma, menunjukkan bahwa era vaksinasi terhadap kanker mungkin telah dimulai. Para ilmuwan, dengan dukungan dari institusi penelitian seperti Cancer Research UK, terus bekerja keras untuk memperluas cakrawala terapi kanker.
Namun, seperti yang ditekankan oleh Iain Foulkes, Direktur Eksekutif Riset dan Inovasi di Cancer Research UK, sementara kabar ini sangat menggembirakan, kita harus tetap sadar akan kompleksitas dan tantangan yang tetap ada. Vaksin hanya salah satu dari banyak alat dalam arsenal untuk melawan kanker, dan pengobatan akan terus memerlukan pendekatan multi-faset dan multidisiplin.
Pada akhirnya, dengan kemajuan seperti vaksin mRNA-4157, kita dapat berharap untuk masa depan yang lebih cerah dalam pengobatan kanker, di mana pencegahan dan pengobatan menjadi lebih personal, efektif, dan mudah diakses oleh semua orang yang membutuhkan. Ini adalah waktu yang menarik dalam dunia medis, dan pengembangan ini adalah langkah besar ke depan dalam memerangi salah satu penyakit yang paling ditakuti.