Mengungkap Motivasi di Balik Pemilihan Visual Peringatan Darurat oleh Kunto Aji dalam Tur Album Terbarunya

Mengungkap Motivasi di Balik Pemilihan Visual Peringatan Darurat oleh Kunto Aji dalam Tur Album Terbarunya

investigasi.id-Kunto Aji, penyanyi yang dikenal dengan karya-karya yang penuh makna, baru-baru ini mengejutkan penggemarnya dengan menggunakan visual bertuliskan “Peringatan Darurat” dalam konser tur album terbarunya, “Perjalanan Menawar Racun,” yang digelar di Jakarta pada Kamis, 22 Agustus 2024. Visual tersebut, yang menampilkan gambar burung Garuda dengan latar belakang biru dongker, tampaknya tidak hanya sekadar estetika panggung, melainkan sarat dengan pesan sosial dan politik.

Dalam pernyataan yang dikonfirmasi oleh Kunto Aji sendiri, penggunaan visual ini adalah bagian dari rencana yang sudah matang sejak awal. “Alasan aku menggunakan visual Peringatan Darurat adalah karena kita sedang menghadapi situasi yang sangat darurat dan membutuhkan perhatian kita semua. Visual ini selaras dengan tema dari lagu ‘Jakarta Jakarta’,” ungkap Kunto Aji saat diwawancarai. Ia menjelaskan bahwa penggabungan visual ini dengan lagu yang dinyanyikannya bertujuan untuk menciptakan kesadaran yang lebih dalam mengenai kondisi sosial dan politik yang sedang berlangsung.

Visual Peringatan Darurat yang viral di media sosial sebenarnya berawal dari video yang dibuat oleh EAS Indonesia Concept pada Oktober 2022. Video tersebut menjadi sorotan ketika terjadi pembahasan revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada) di DPR. Pada hari yang sama dengan konser Kunto Aji, aksi unjuk rasa menolak revisi UU Pilkada berlangsung di berbagai lokasi, termasuk di sekitar Gedung DPR di Jakarta Pusat. Massa aksi terdiri dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa hingga figur publik.

Di antara peserta aksi adalah aktor Reza Rahadian, yang langsung terjun ke lapangan karena merasa situasi saat ini sangat menyedihkan. “Saya merasa tidak bisa duduk tenang di rumah saja,” kata Reza Rahadian, mengekspresikan kepeduliannya terhadap perkembangan politik yang terjadi. Selain Reza, beberapa komika terkenal seperti Bintang Emon, Rigen Rakelna, Mamat Alkatiri, dan Abdur Arsyad juga turut bergabung dalam aksi tersebut. Mereka membawa poster bertuliskan “Agak Laen” sebagai bentuk protes terhadap revisi UU Pilkada.

Bintang Emon, salah satu komika yang aktif berorasi, menegaskan kemarahan dan kekecewaannya terhadap keputusan DPR yang dinilainya tidak rasional. “Banyak keputusan yang tidak masuk akal dan kita dipaksa untuk menerimanya. Ketika kita dianggap bodoh, kita harus melawan,” serunya. Ketidakpuasan ini berakar dari keputusan DPR yang membatalkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait persyaratan calon kepala daerah. RUU Pilkada yang baru menetapkan bahwa partai politik harus mengumpulkan 20% suara di DPRD untuk mencalonkan kepala daerah, serta menetapkan usia minimal calon kepala daerah menjadi 30 tahun saat pelantikan, sebagai pengganti putusan MK yang sebelumnya lebih longgar.

Pada hari yang sama, DPR sempat mengadakan Sidang Paripurna terkait revisi UU Pilkada, namun sidang tersebut ditunda karena ketidakhadiran anggota yang cukup. Akhirnya, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengumumkan bahwa revisi UU Pilkada batal disahkan. Oleh karena itu, aturan pendaftaran calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 akan merujuk pada putusan MK yang lebih awal, yang mengabulkan gugatan dari Partai Buruh dan Partai Gelora.

Melalui penggunaan visual Peringatan Darurat dan lagu-lagu dalam tur album terbarunya, Kunto Aji tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan kritis tentang situasi politik dan sosial yang tengah berkembang. Ini adalah contoh nyata bagaimana seni dan musik dapat menjadi sarana untuk menyuarakan kepedulian dan memberikan wawasan kepada masyarakat.