Lonjakan Tajam: Impor Beras Indonesia Menguat 165% di Tahun 2024

Lonjakan Tajam: Impor Beras Indonesia Menguat 165% di Tahun 2024

investigasi.id-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan dramatis dalam impor beras Indonesia pada tahun 2024, mencapai kenaikan sebesar 165,27 persen dalam periode Januari hingga Mei dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data yang dirilis oleh BPS menunjukkan bahwa volume impor beras mencapai 2,2 juta ton selama lima bulan pertama tahun ini, naik dari 854 ribu ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, mengungkapkan bahwa lonjakan ini merupakan yang terbesar dalam kategori impor pangan, dengan Thailand, Vietnam, Pakistan, India, dan Kamboja sebagai negara pengirim utama beras ke Indonesia. Fenomena ini mencerminkan tantangan serius dalam ketahanan pangan nasional, mempertegas urgensi strategi pengelolaan pasokan beras dalam negeri.

Selain beras, terdapat peningkatan signifikan dalam impor komoditas pangan lainnya. Gandum, misalnya, mengalami kenaikan sebesar 35,31 persen, sementara tepung gandum dan gula juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 14,43 persen dan 0,66 persen. Namun demikian, beberapa komoditas seperti bawang putih, daging jenis lembu, dan minyak goreng mengalami penurunan dalam jumlah impor mereka.

Secara keseluruhan, nilai impor Indonesia pada bulan Mei 2024 mencapai USD 19,40 miliar, menunjukkan peningkatan sebesar 14,82 persen dari bulan sebelumnya. Meskipun demikian, dibandingkan dengan Mei 2023, tercatat penurunan sebesar 8,83 persen dalam kinerja impor. Khususnya, impor migas menunjukkan penurunan sebesar 7,91 persen, sedangkan impor non-migas meningkat sebesar 19,70 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara total, nilai impor Indonesia selama periode Januari-Mei 2024 mengalami penurunan tipis sebesar 0,42 persen secara tahunan, tercatat sebesar USD 91,19 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan dalam kelompok bahan baku atau penolong, yang mengalami kontraksi sebesar 1,07 persen.

Analisis ini menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengelola ketergantungan terhadap impor pangan, sambil menggarisbawahi pentingnya kebijakan yang tepat untuk mendukung ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang. Dengan perubahan pola impor yang signifikan seperti ini, strategi kebijakan harus terus disesuaikan untuk menjaga stabilitas pasokan pangan dan ekonomi secara keseluruhan.