investigasi.id - Kanker kolon dan rektum, atau yang juga dikenal sebagai kanker kolorektal, adalah kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) bagian bawah yang terhubung ke rektum (anus). Kanker ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering ditemukan di Indonesia, menempati peringkat keenam dari semua jenis kanker.
Kanker kolon dan rektum bisa menimbulkan gejala seperti perubahan pada kebiasaan buang air besar, perdarahan pada tinja, nyeri perut, penurunan berat badan, dan anemia. Jika tidak ditangani dengan segera, kanker ini bisa menyebar ke organ lain dan mengancam jiwa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara mencegah dan mendeteksi dini kanker kolon dan rektum, agar bisa mengurangi risiko dan meningkatkan peluang kesembuhan. Berikut adalah beberapa strategi pencegahan yang wajib kita ketahui:
1. Hati-hati saat menggunakan obat NSAID
Obat NSAID, seperti aspirin, sering digunakan untuk meredakan rasa nyeri. Namun, penggunaan obat ini harus dibatasi, terutama bagi orang yang berisiko kanker pada saluran cerna. Pasalnya, aspirin dapat menimbulkan perdarahan dan bisul pada usus, yang bisa meningkatkan risiko kanker kolon dan rectum. Sebaiknya, konsultasikan pada dokter sebelum menggunakan obat ini, dan ikuti dosis dan aturan pakainya dengan benar.
2. Perbanyak konsumsi sayur dan buah, serta batasi makan daging
Makanan menjadi sumber nutrisi bagi sel-sel tubuh kita. Agar sel tetap sehat, kita harus mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Kita harus meningkatkan asupan sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian, yang kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan. Serat bisa membantu membersihkan usus dari zat-zat berbahaya, vitamin dan mineral bisa membantu memperbaiki sel-sel yang rusak, dan antioksidan bisa melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif yang bisa menyebabkan kanker. Selain itu, kita juga harus membatasi konsumsi daging merah (daging sapi atau kambing) dan makanan yang dibakar atau diolah, seperti sosis, bacon, atau ham. Daging merah mengandung zat-zat yang bisa merusak DNA sel-sel usus, dan makanan yang dibakar atau diolah mengandung bahan kimia karsinogenik, yang bisa memicu kanker. Supaya upaya pencegahan kanker kolon dan rektum jadi lebih baik, porsi makanan juga harus dijaga dan penyajiannya harus sehat, seperti dikukus, ditumis, direbus, atau dipanggang.
3. Berhenti merokok, batasi alkohol, dan rutin olahraga
Zat karsinogenik juga ditemukan pada rokok dan alkohol. Merokok dan minum alkohol bisa meningkatkan risiko kanker kolon dan rektum, karena zat-zat berbahaya ini bisa masuk ke dalam tubuh dan merusak sel-sel usus. Oleh karena itu, jika kita ingin mencegah kanker kolon dan rektum, segera berhenti merokok dan kurangi kebiasaan minum alkohol. Untuk wanita, tidak boleh minum lebih dari satu gelas alkohol per hari. Sementara untuk pria, tidak boleh lebih dari dua gelas alkohol per hari. Selain itu, kita juga harus rutin berolahraga, setidaknya 30 menit per hari, lima hari dalam seminggu. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme tubuh, dan mengurangi peradangan pada usus. Olahraga juga bisa membuat kita merasa lebih bahagia dan rileks, yang bisa mengurangi stres yang juga bisa memicu kanker.
4. Ikuti skrining kanker
Skrining kanker adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker sebelum gejala muncul. Skrining kanker kolon dan rektum bisa dilakukan dengan beberapa metode, seperti colok dubur, pemeriksaan feses, sigmoidoskopi, kolonoskopi, atau CT scan. Skrining kanker bisa membantu menemukan kanker pada tahap awal, sehingga bisa diobati dengan lebih mudah dan efektif. Skrining kanker juga bisa membantu menemukan adanya polip, yaitu benjolan yang bisa menjadi kanker, dan mengangkatnya sebelum berkembang menjadi kanker. Skrining kanker kolon dan rektum disarankan untuk dilakukan setiap tahun bagi orang yang berusia 50 tahun ke atas, atau lebih awal bagi orang yang memiliki faktor risiko tinggi, seperti riwayat keluarga, penyakit inflamasi usus, atau sindrom genetik tertentu. Skrining kanker bisa dilakukan di fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan dan tenaga medis yang kompeten.
5. Kenali gejala kanker kolon dan rektum
Gejala kanker kolon dan rektum bisa bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi kanker. Namun, ada beberapa gejala umum yang bisa kita kenali, seperti perubahan pada kebiasaan buang air besar, perdarahan pada tinja, nyeri perut, penurunan berat badan, dan anemia. Jika kita mengalami gejala-gejala ini, segera periksakan diri ke dokter, jangan menunda atau mengabaikannya. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan tes pencitraan, untuk menegakkan diagnosis kanker kolon dan rektum. Dokter juga akan menentukan stadium kanker, yaitu tingkat penyebaran kanker, untuk menentukan rencana pengobatan yang sesuai. Pengobatan kanker kolon dan rektum bisa meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, atau terapi target. Semakin cepat kanker didiagnosis dan diobati, semakin besar peluang kesembuhan dan kualitas hidup kita.
Kesimpulan dan Saran
Itulah beberapa strategi pencegahan yang wajib kita ketahui untuk melawan kanker kolon dan rektum. Kanker ini merupakan kanker yang sering ditemukan di Indonesia, dan bisa menimbulkan gejala yang mengganggu dan mengancam jiwa. Oleh karena itu, kita harus menjaga kesehatan usus kita dengan cara menerapkan pola hidup sehat, menghindari faktor risiko, mengikuti skrining kanker, dan mengenali gejala kanker.
Jika kita menemukan adanya tanda-tanda kanker, segera periksakan diri ke dokter, dan ikuti pengobatan yang diberikan. Jangan lupa juga untuk selalu berpikir positif, berdoa, dan mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman. Semoga artikel ini bisa membantu kalian mengetahui cara mencegah dan mendeteksi dini kanker kolon dan rektum. Terima kasih telah membaca artikel ini, dan semoga kalian selalu sehat dan bahagia.