Ketika Emosi Meledak : Mengapa Si Dia Marah-Marah Meskipun Si Merah Belum Tiba?

Ketika Emosi Meledak : Mengapa Si Dia Marah-Marah Meskipun Si Merah Belum Tiba?

woman - Anda mungkin pernah mengalami situasi di mana pasangan Anda tiba-tiba marah-marah tanpa alasan yang jelas. Anda bingung dan bertanya-tanya, apa yang membuatnya begitu emosional? Apakah dia sedang PMS (premenstrual syndrome) atau kedatangan si merah? Namun, ternyata dia belum mengalami menstruasi atau bahkan masih jauh dari masa subur. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

Marah merupakan salah satu cara untuk meluapkan emosi negatif. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan meluapkan emosi melalui kemarahan, selama dilakukan dalam batas yang wajar. Namun, jika pasangan Anda sering marah tanpa sebab, kondisi tersebut dapat menjadi pertanda dari gangguan mental hingga masalah kesehatan tertentu.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa pasangan Anda bisa marah-marah padahal belum kedatangan si merah:

Kurang tidur

Kurang tidur dan kelelahan tanpa disadari dapat menyebabkan emosi meledak. Kurang tidur membuat otak ikut kelelahan sehingga kerjanya menurun. Akibatnya, pasangan Anda sulit berkonsentrasi, sering bingung, sulit berpikir jernih, serta susah mencerna informasi baru.

Tubuh yang kelelahan ditambah dengan loyonya kerja otak membuat produktivitas menurun tajam. Lama kelamaan, situasi tersebut dapat membuat pasangan Anda menjadi stres. Stres akibat pekerjaan, ditambah efek kurang tidur, bisa membuat emosi meledak seperti bom waktu.

Sebagai contoh, pasangan Anda cemas karena pekerjaan belum selesai, padahal deadline sudah mepet. Lalu, ketika Anda bertanya mengenai pekerjaan atau hal lain yang terkait, pasangan Anda bisa mudah marah. Padahal, seharusnya dia tidak perlu sampai marah untuk meresponsnya.

Depresi

Depresi bisa menjadi penyebab pasangan Anda sering marah tanpa sebab. Terkadang, pengidapnya bahkan dapat merespons suatu hal dengan ucapan atau perilaku kasar. Depresi juga mungkin membuat pasangan Anda melakukan hal yang berisiko, contohnya menyetir ugal-ugalan dengan kecepatan tinggi.

Kondisi ini tidak boleh disepelekan dan memerlukan penanganan serius. Ketika dibiarkan, depresi dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang lebih parah.

Gangguan kecemasan

Rasa cemas dan gangguan kecemasan juga bisa membuat emosi pasangan Anda gampang meledak. Ini disebabkan karena rasa cemas yang berlebihan bisa membuat pasangan Anda kesulitan mengatur emosi. Orang-orang yang memiliki gangguan kecemasan cenderung berpandangan negatif terhadap suatu hal. Padahal, apa yang dibayangkan sebenarnya belum terjadi atau bahkan berpotensi baik.

Akibatnya, ketika muncul situasi yang tidak mengenakkan, pasangan Anda meluapkan emosi dengan amarah. Sama seperti depresi, gangguan kecemasan juga perlu penanganan serius.

Merasa diabaikan

Menurut psikolog Rebecca Wong, LCSW, rasa diabaikan atau tidak dipedulikan oleh orang sekitar bisa membuat pasangan Anda jadi mudah marah. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang berharap dan mencari kepuasan dari berhubungan sosial. Ketika kebutuhannya tidak terpenuhi, ini bisa menimbulkan emosi negatif.

Sebagai contoh, pasangan Anda mungkin mengharapkan dukungan dari Anda. Namun, Anda yang sangat cuek tidak menyadari akan hal tersebut. Akibatnya, pasangan Anda merasa tidak dihargai dan tidak dianggap penting oleh Anda.

Gangguan hormonal

Meskipun belum kedatangan si merah, pasangan Anda mungkin mengalami gangguan hormonal yang memengaruhi suasana hatinya. Gangguan hormonal bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, pola makan, obat-obatan, penyakit, atau perubahan siklus menstruasi.

Gangguan hormonal bisa menyebabkan kadar hormon estrogen dan progesteron tidak seimbang. Hormon-hormon ini berperan dalam mengatur mood, nafsu makan, libido, dan siklus menstruasi. Ketika hormon-hormon ini tidak seimbang, pasangan Anda bisa mengalami gejala-gejala seperti mudah marah, depresi, lelah, sakit kepala, atau nyeri payudara.

Cara Mengatasi Pasangan yang Marah-Marah

Jika pasangan Anda sering marah-marah tanpa sebab, Anda perlu bersabar dan mencari tahu penyebabnya. Jangan langsung membalas kemarahan pasangan Anda dengan kemarahan juga, karena hal ini hanya akan memperburuk situasi. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi pasangan yang marah-marah:

  • Dengarkan dengan baik apa yang menjadi keluhan atau masalah pasangan Anda. Jangan menyela atau menghakimi, tetapi berikan perhatian dan empati. Tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu atau mendukung pasangan Anda.
  • Berikan solusi atau saran yang konstruktif dan positif. Jangan menyalahkan atau mengejek pasangan Anda, tetapi tunjukkan bahwa Anda peduli dan ingin membantu. Jika perlu, ajak pasangan Anda untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau dokter.
  • Berikan ruang dan waktu bagi pasangan Anda untuk menenangkan diri. Jika pasangan Anda masih terlalu emosional, jangan memaksanya untuk berbicara atau berdamai. Biarkan dia menyendiri dulu sampai emosinya reda. Setelah itu, baru ajak dia untuk berkomunikasi dengan baik.
  • Lakukan hal-hal yang bisa membuat pasangan Anda merasa lebih baik. Misalnya, ajak dia untuk berolahraga, meditasi, hobi, atau hal-hal yang disukainya. Hal-hal ini bisa membantu pasangan Anda mengurangi stres dan meningkatkan moodnya.
  • Jaga kesehatan fisik dan mental Anda sendiri. Menghadapi pasangan yang marah-marah bisa membuat Anda stres dan lelah juga. Oleh karena itu, jangan lupa untuk merawat diri Anda sendiri dengan baik. Istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, minum air putih, olahraga teratur, dan lakukan hal-hal yang membuat Anda bahagia.

Itulah beberapa alasan kenapa pasangan Anda bisa marah-marah padahal belum kedatangan si merah. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang menghadapi masalah ini. Ingatlah bahwa komunikasi yang baik adalah kunci dari hubungan yang harmonis.