Memahami Kasus Betrand Peto: Dari Status Anak Asuh hingga Dampak Psikologisnya Kontroversi seputar Betrand Peto, yang merupakan adik dari Ruben Onsu, semakin memanas setelah Ruben mengajukan permohonan cerai terhadap Sarwendah. Jordi Onsu, kakak dari Ruben, menyuarakan ketidakpuasannya terhadap desakan netizen agar Betrand dikembalikan kepada orang tua kandungnya. Jordi menegaskan bahwa Betrand bukan sekadar anak asuh, tetapi bagian dari keluarga mereka yang sangat dicintai dan dianggap sebagai anggota keluarga inti

Memahami Kasus Betrand Peto: Dari Status Anak Asuh hingga Dampak Psikologisnya Kontroversi seputar Betrand Peto, yang merupakan adik dari Ruben Onsu, semakin memanas setelah Ruben mengajukan permohonan cerai terhadap Sarwendah. Jordi Onsu, kakak dari Ruben, menyuarakan ketidakpuasannya terhadap desakan netizen agar Betrand dikembalikan kepada orang tua kandungnya. Jordi menegaskan bahwa Betrand bukan sekadar anak asuh, tetapi bagian dari keluarga mereka yang sangat dicintai dan dianggap sebagai anggota keluarga inti

investigasi.id-Kontroversi seputar Betrand Peto, yang merupakan adik dari Ruben Onsu, semakin memanas setelah Ruben mengajukan permohonan cerai terhadap Sarwendah. Jordi Onsu, kakak dari Ruben, menyuarakan ketidakpuasannya terhadap desakan netizen agar Betrand dikembalikan kepada orang tua kandungnya. Jordi menegaskan bahwa Betrand bukan sekadar anak asuh, tetapi bagian dari keluarga mereka yang sangat dicintai dan dianggap sebagai anggota keluarga inti.

“Dia ini anak manusia, bukan anak ayam. Betrand adalah keluarga kami yang kami cintai dan sayangi,” ujar Jordi dengan nada geram kepada wartawan. Komentar-komentar yang menuntut Betrand untuk pulang kepada orang tua biologisnya membuatnya semakin frustrasi. Jordi menyoroti bagaimana tekanan media sosial dan pemberitaan negatif telah berdampak serius pada psikologis Betrand, bahkan mempengaruhi interaksi sosialnya dengan teman-temannya.

“Dia menghadapi kesulitan dalam bergaul karena teman-temannya bisa melihat berita. Ini menjadi perhatian besar bagi kami,” tambah Jordi. Dia menegaskan bahwa Betrand bukanlah anak kecil yang tidak bisa memahami apa yang terjadi di sekitarnya, sehingga komentar-komentar negatif tersebut sangat mempengaruhi kehidupannya.

Jordi juga mengungkapkan bahwa dampak dari situasi ini membuat mereka harus melibatkan psikolog untuk Betrand dan kedua saudaranya dari Ruben. Meskipun alasan konsultasi dengan psikolog bukan semata-mata karena perceraian orang tua mereka, namun Jordi meyakini bahwa tekanan dari komentar-komentar di media sosial turut berperan dalam keputusan ini.

“Diharapkan netizen lebih memperhatikan efek dari komentar-komentar mereka di media sosial. Boleh memberi pendapat, tapi jangan sampai melewati batas,” tegas Jordi mengakhiri pernyataannya.

Dalam kasus ini, penting untuk memahami bahwa di balik pemberitaan dan komentar di media sosial, terdapat kehidupan nyata seorang anak yang merasa, berpikir, dan memiliki emosi. Betrand, sebagai figur publik yang masih dalam tahap perkembangan, berhak mendapatkan perlindungan dan dukungan dari lingkungannya, termasuk dari respons publik yang lebih empati dan bijak.